Skip to main content

Industri konstruksi berada pada puncak titik kitis. Anda akan mengetahui alasannya setelah membaca salah satu berita terbaru mengenai industri ini.

Kian berkurangnya tenaga kerja, naiknya biaya bahan, dan gangguan rantai pasokan global adalah beberapa contoh tantangan yang dihadapi bisnis konstruksi di seluruh dunia. Ini berarti bahwa para pemimpin di industri konstruksi dan teknik harus secara serius mempertimbangkan kembali tentang alat, kebutuhan keterampilan tenaga kerja, serta cara mereka berinteraksi dengan klien dan kontraktor di seluruh proyeknya.

Meski demikian, sebenarnya ada solusi jitu dan perusahaan yang cerdas sudah menerapkannya.

Bisnis mulai memanfaatkan teknologi, termasuk AI, dalam jumlah yang lebih besar dari sebelumnya agar tetap kompetitif dalam kondisi saat ini.

Edisi kedua laporan tahunan bersama kami dengan Deloitte, State of Digital Adoption in the Construction Industry 2024,telah dirilis dan menyoroti beberapa temuan menarik. Wawasan dalam laporan ini diperoleh melalui survei terhadap 933 bisnis dari enam pasar, Jepang, Singapura, Australia, India, Malaysia, dan Hong Kong, serta percakapan dengan para pemimpin industri.

Ledakan AI masuk dalam agenda

AI generatif diprioritaskan dalam agenda dari para pimpinan senior melalui adopsi yang cepat pada beberapa alat, seperti ChatGPT, Midjourney, dan Github Copilot. Semua industri terpapar potensi transformatif dari teknologi ini. Dengan AI generatif, proposal proyek baru tidak perlu disusun dari awal melainkan bisa menggunakan bahan dan harga berdasarkan proyek yang telah selesai oleh perusahaan dengan spesifikasi yang sama. Faktanya, AI generatif diharapkan menjadi solusi yang dapat sering digunakan dalam industri konstruksi dan teknik seperti halnya teknologi dasar, seperti analitik data dan aplikasi seluler, dengan 94% bisnis saat ini memiliki rencana untuk mengintegrasikan AI dan pembelajaran mesin ke dalam bisnisnya.

Bisnis yang memanfaatkan teknologi ini akan menerima keuntungan yang  besar

Perusahaan dengan tingkat adopsi digital yang tinggi melihat dampaknya pada performa proyek. Menurut beberapa temuan dalam laporan tersebut, mengadopsi satu teknologi tambahan terbukti dapat meningkatkan jumlah total proyek yang dilaksanakan sesuai anggaran sebesar 0,75%, dan meningkatkan jumlah proyek yang dilaksanakan secara tepat waktu sebesar 0,5%.

Manfaatnya juga meluas ke performa keuangan. Teknologi tambahan dikaitkan dengan meningkatkannya pertumbuhan laba sebesar 1% dan meningkatkan pertumbuhan pendapatan selama setahun terakhir sebesar 1,4%. Singkatnya, ini berarti bahwa untuk bisnis dengan pendapatan sebesar 100 juta USD dan laba sebesar 20 juta USD, mengadopsi teknologi tambahan memengaruhi peningkatan pendapatan sebesar 1,4 juta USD dan peningkatan laba tahunan sebesar 200 ribu USD. Keuntungan memanfaatkan teknologi ini dapat langsung Anda lihat.

Kurangnya keterampilan digital menjadi hambatan

Salah satu hambatan terbesar bagi perusahaan yang menggunakan teknologi ini adalah kurangnya keterampilan digital karyawan, dan hal ini dijelaskan oleh 42% bisnis konstruksi yang disurvei di seluruh wilayah.

Hal ini juga merupakan tema utama dalam laporan 2023, yang menunjukkan bahwa masalah ini belum teratasi. Hambatan lain dalam menggunakan teknologi ini adalah biaya, terutama di lingkungan dengan inflasi tinggi, dan kurangnya anggaran yang dialokasikan untuk teknologi. Dua masalah ini saling berkaitan erat. 

Namun, peran penting teknologi dalam mendukung pertumbuhan bisnis makin diakui di seluruh wilayah. Menurut temuan laporan, kedua bisnis ini mengalami peningkatan adopsi teknologi baru sebagai bantuan untuk pekerjaan proyek baru (naik dari tahun ke tahun dari 38% menjadi 45%) dan teknologi dalam mengoptimalkan proses internal (naik dari 37% menjadi 43%).

Tindakan utama untuk meningkatkan adopsi digital

Jelas bahwa bisnis ingin dan perlu meningkatkan penerapan digital agar mereka dapat memperoleh manfaat dari AI serta teknologi canggih dan baru yang mulai bermunculan. Beberapa tindakan utama yang dapat diambil perusahaan untuk meraih tujuan penting ini meliputi:

  1. Memulai dari proyek kecil dan uji coba
    Perusahaan dapat memulai dengan pilot proyek dan memperhitungkan biaya perubahan saat melakukan perluasan untuk meningkatkan peluang keberhasilan. Perusahaan dapat memulai dengan pilot proyek dan memperhitungkan biaya perubahan saat melakukan perluasan untuk meningkatkan peluang keberhasilan transformasi digital. Karena, langkah pertama untuk berhasil menerapkan AI adalah standardisasi data dan memiliki CDE (lingkungan data umum) untuk tim.
  2. Memilih Champion Anda
    Memilih Champion transformasi teknologi dalam bisnis akan menjaga motivasi tetap tinggi dan fokus yang lebih tinggi saat menerapkan solusi baru.
  3. Mengukur Kesuksesan
    Ada berbagai metrik keberhasilan yang dapat dilacak dengan adopsi digital. Ini dapat mencakup hal seperti tingkat penggunaan dan kepuasan karyawan, serta metrik tradisional seperti efisiensi dan biaya yang terpangkas.
  4. Membangun ekosistem digitalEkosistem digital berarti memiliki sekelompok mitra kolaboratif, anggota industri, dan orang-orang di dalam perusahaan itu sendiri guna mendukung perjalanan digital serta membantu menemukan solusi yang tepat dan praktik terbaik.
  5. Memeriksa kesiapan
    Tanyakan: apakah anda siap dalam keterampilan, sistem data, dan arsitektur untuk menerapkan teknologi AI? Apakah Anda memiliki CDE yang dapat menyediakan platform untuk ekspansi teknologi? Ini akan memberi Anda rencana yang baik untuk mencari tahu tempat dan cara Anda dapat memulai dengan cara yang tepat menuju transformasi digital dan menerima manfaat besar yang dapat dihadirkan teknologi ini.

Untuk mengetahui selengkapnya, baca State of Digital Adoption in the Construction Industry 2024

Sumit Oberoi

Sumit Oberoi adalah Manajer Senior, Ahli Strategi Industri APAC di Autodesk. Dengan jabatan tersebut, ia merupakan kontributor utama dalam menentukan dan melaksanakan prioritas konstruksi strategis. Jabatan Sumit sebelumnya adalah Direktur Nasional dan Direktur Eksekutif Victoria di AMCA (Air Conditioning and Mechanical Contractors’ Association). Sumit berperan penting dalam pengembangan Inisiatif BIM-MEP-AUS sejak didirikan pada tahun 2010. Sumit adalah advokat industri andal yang meyakini bahwa industri teknologi akan menghadirkan proyek berkualitas melalui inovasi konstruksi. Sumit sebelumnya menjabat sebagai direktur di Plumbing Joint Training Fund, Plumbing Industry Climate Action Centre, Air Conditioning, Refrigeration and Building Services Exhibition, dan Australian Refrigeration Council. Ia juga mewakili AMCA di Australian Construction Industry Forum dan Australian Chamber of Commerce and Industry.