Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) melalui Direktur Eksekutif Bapak Ir. Basuki Muchlis, MT, menyampaikan paparan strategis tentang perkembangan dan prospek sektor konstruksi dalam forum Bank Indonesia pada awal September 2025. Forum ini menjadi ruang penting untuk membahas arah pembangunan nasional, terutama ketika ekonomi global masih menghadapi ketidakpastian dan kebutuhan infrastruktur Indonesia terus meningkat.
Dalam paparannya, AKI menekankan peran vital sektor konstruksi sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi, pencipta lapangan kerja, dan penghubung antarindustri. Kegiatan konstruksi bukan sekadar proyek fisik, tetapi juga pendorong transformasi sosial-ekonomi di berbagai daerah.
Kinerja dan Prospek Sektor Konstruksi

Kinerja sektor konstruksi nasional sepanjang kuartal I dan II tahun 2025 masih menunjukkan ketahanan meskipun tekanan global memengaruhi pertumbuhan. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh sebesar 4,9 persen, lebih rendah dari tahun sebelumnya, namun sektor konstruksi tetap berkontribusi positif terhadap perekonomian.
Pemerintah telah menetapkan target pembangunan satu juta rumah tapak dan dua juta hunian vertikal setiap tahun. Program ini bukan hanya untuk mengatasi backlog perumahan, tetapi juga menjadi katalis utama bagi sektor konstruksi. Selain itu, proyek strategis nasional seperti jalan tol, transportasi massal, serta infrastruktur energi terbarukan diproyeksikan memperkuat pertumbuhan pada paruh kedua 2025.
Analisis Ekonomi dan Dampak Regional
Di wilayah Jabodetabek, nilai proyek konstruksi baru hingga pertengahan 2025 diperkirakan mencapai Rp 26,33 triliun. Dari angka tersebut, wilayah barat Jakarta menyumbang hampir 45 persen, mencerminkan tren urbanisasi yang terus menguat. Sementara itu, kawasan industri di Karawang, Subang, hingga Batang diprediksi menjadi pusat pertumbuhan baru, khususnya dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik.
Ekonomi Banten juga menjadi sorotan dalam presentasi AKI. Meskipun terdampak pelemahan daya beli, daerah ini tetap berperan penting sebagai hub industri dan logistik, sehingga membutuhkan percepatan pembangunan infrastruktur pendukung.
Peran Proyek Energi dan Infrastruktur Baru
Di sektor energi, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di beberapa lokasi, termasuk Cirata dan Batam, menandai transisi menuju energi bersih. Proyek ini melibatkan kolaborasi antara BUMN dan investor asing, dengan nilai investasi mencapai triliunan rupiah. AKI menilai peluang ini dapat dimanfaatkan anggota asosiasi untuk memperluas portofolio ke sektor energi terbarukan.
Peluang dan Tantangan Konstruksi
Peluang sektor konstruksi Indonesia pada 2025 sangat besar, terutama dari proyek jalan tol, bendungan, transportasi publik, serta energi baru terbarukan. Namun, terdapat tantangan serius yang harus diatasi.
Fluktuasi Harga Bahan Baku
Kenaikan harga semen, besi baja, dan material konstruksi lainnya menimbulkan tekanan pada kontraktor. Fluktuasi harga ini dipicu oleh kondisi pasar global serta ketidakpastian pasokan dalam negeri. AKI menekankan pentingnya inovasi rantai pasok dan kerja sama strategis dengan produsen bahan baku.
Kebutuhan Investasi dan Pendanaan
Proyek infrastruktur bernilai besar memerlukan skema pembiayaan kreatif. Pemerintah kini semakin mendorong keterlibatan swasta melalui skema Public Private Partnership (PPP). Dalam skema ini, kontraktor dituntut tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga mampu memahami aspek keuangan dan hukum. AKI berperan membantu anggotanya dalam mediasi, advokasi, serta peningkatan kapasitas agar dapat bersaing dalam tender berskala nasional maupun internasional.
Regulasi dan Perizinan
Selain masalah pendanaan, regulasi perizinan yang rumit sering menjadi hambatan. AKI mendorong adanya penyederhanaan prosedur agar proyek dapat berjalan tepat waktu. Dengan keterlibatan aktif asosiasi, anggota dapat memperoleh pendampingan dalam proses administratif dan hukum.
Komitmen dan Visi AKI
Visi AKI jelas, yakni menumbuhkan iklim usaha jasa konstruksi yang kondusif, meningkatkan kualitas anggota, dan memperkuat kemitraan antarperusahaan nasional maupun regional. Misi ini diwujudkan dengan menyediakan pelatihan, advokasi, serta fasilitasi kolaborasi proyek, baik di dalam negeri maupun dengan mitra internasional.
Kolaborasi dengan Pemerintah
Basuki Muchlis menegaskan bahwa AKI siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam pembangunan. Sinergi antara pemerintah, kontraktor, dan lembaga keuangan dianggap penting untuk memastikan keberlangsungan proyek strategis nasional. Dengan peran ini, AKI ingin memastikan setiap pembangunan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Perluasan ke Pasar Internasional
Selain fokus domestik, AKI juga membuka peluang ekspansi internasional. Sebagai anggota ASEAN Constructor Federation (ACF) dan IFAWPCA, AKI menjalin kerja sama lintas negara untuk mempromosikan keunggulan kontraktor Indonesia di kancah global. Proyek internasional seperti jalur kereta api di Filipina menjadi contoh nyata kontribusi kontraktor Indonesia di luar negeri.
Transformasi Teknologi dan Inovasi
AKI juga menyoroti pentingnya adopsi teknologi konstruksi mutakhir, mulai dari Building Information Modeling (BIM), Internet of Things (IoT), hingga konstruksi hijau. Transformasi ini diyakini dapat meningkatkan efisiensi, menekan biaya, dan memperbaiki kualitas hasil pembangunan.
Forum Bank Indonesia awal September ini menjadi momentum penting bagi Asosiasi Kontraktor Indonesia untuk menegaskan perannya sebagai motor pembangunan nasional. Melalui strategi yang jelas, visi yang kuat, serta komitmen kolaboratif, AKI percaya sektor konstruksi akan terus menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.